Perkembangan
pendidikan pada masa Hindia Belanda, tidak dapat dipisahkan dari
politik etis. Perubahan yang terjadi di Indonesia banyak dipengaruhi
oleh keadaan yang terjadi di negara Belanda sendiri. Tekanan dari partai
demokrat yang didalamnya ada Van Deventer yang aktif
mencetuskan hutang budi. Sistem tanam paksa yang dilakukan Belanda
ternyata membawa kesengsaraan yang luar biasa bagi rakyat Indonesia.
Banyak kritikan yang dilakukan oleh para tokoh di Negeri Belanda dan
tokoh humanis Belanda di Indonesia yang menyatakan l satu abad lebih
kekayaan dan keuntungan mestinya menjadi milik rakyat Indonesia telah
diambil alih Pemerintahan Belanda .
Max Havelaar karangan Douwes Dekker atau Multatuli menentang praktek tanam paksa
di daerah Lebak, Baron van Hoevel mengkritik penyelewengan tanam paksa.
Theodore van Deventer menuntut penghapusan tanam paksa.
Dikenal sebagai politik etis atau politik balas budi tahun 1901 :[edukasi, irigasi, transmigrasi] . Pada tahun 1905 di Negera Belanda dilangsungkan pemilihan umum , dan ternyata Van Deventer terpilih menjadi anggota parlemen dari partai demokrat radikal. Van Deventer mempunyai gagasan yang dikenal dengan Tri Logi Van Devente yang didalamnya terdiri dari emigrasi , irigasi dan edukasi. Politik yang diperjuangkan dalam rangka mengadakan desentralisasi , kesejahteraan rakyat dan efisiensi yang kemudian dikenal dengan politik etis. Kritik dan saran yang dilakukan oleh Van Deventer mendapat tanggapan positif oleh pemerintahan Belanda. Dalam pidatonya Ratu Wilhelmina pada tahun 1901 mengemukakan gagasan pembaharuan politik yang diberi judul Etische Richting (Haluan Etika) yang lebih dikenal dengan politik etis dimana adanya kewajiban bagi pemerintahan Belanda untuk memperbaiki kesejahteraan dan kedudukan orang pribumi.
di daerah Lebak, Baron van Hoevel mengkritik penyelewengan tanam paksa.
Theodore van Deventer menuntut penghapusan tanam paksa.
Dikenal sebagai politik etis atau politik balas budi tahun 1901 :[edukasi, irigasi, transmigrasi] . Pada tahun 1905 di Negera Belanda dilangsungkan pemilihan umum , dan ternyata Van Deventer terpilih menjadi anggota parlemen dari partai demokrat radikal. Van Deventer mempunyai gagasan yang dikenal dengan Tri Logi Van Devente yang didalamnya terdiri dari emigrasi , irigasi dan edukasi. Politik yang diperjuangkan dalam rangka mengadakan desentralisasi , kesejahteraan rakyat dan efisiensi yang kemudian dikenal dengan politik etis. Kritik dan saran yang dilakukan oleh Van Deventer mendapat tanggapan positif oleh pemerintahan Belanda. Dalam pidatonya Ratu Wilhelmina pada tahun 1901 mengemukakan gagasan pembaharuan politik yang diberi judul Etische Richting (Haluan Etika) yang lebih dikenal dengan politik etis dimana adanya kewajiban bagi pemerintahan Belanda untuk memperbaiki kesejahteraan dan kedudukan orang pribumi.
Ada usaha menindaklanjuti pidato Ratu Wilhelmina terhadap kebijakan di Indonesia yaitu :
· Pembentukan panitia kemunduran kesejahteraan untuk menyelidiki sebab-sebab kemunduran
· Menghidupkan kembali perusahaan pribumi
· Diadakan pinjaman tak berbunga 30 juta gulden dan pemberian berbagai hadiah 40 juta gulden
· Penyelidikan mengenai keadaan ekonomi yang tercantum dalam laporan Van Deventer ( Marwati D.P , 1984 )
Sebagai dampak dari semua kebijakan tersebut , ada kemajuan dan perubahan
antara lain :
- Desentralisasi
- Perubahan pemerintahan
- Perbaikan kesejahteraan rakyat , emigrasi
- Perbaikan peternakan dan pertanian
- Pembangunan irigasi dan lalu lintas
Untuk mendukung
politik etis , pemerintah Belanda mencanangkan Politik Asosiasi dengan
semboyan unifikasi , politik ini berkaitan dengan sikap damai dan
menciptakan hubungan harmonis antara Belanda dan Pribumi. Dalam politik
ini terjadi pembelandaan rakyat Indonesia namum usaha yang dilakukan
tidak membawa hasil.
Dibidang kesehatan
pemerintah melaksanakan pemberantasan penyakit menular seperti pes,
cacar , kolera dan malaria sehingga dapat menunrunkan angka kematian . Pemerintah
Hindia belanda juga melaksanakan program emigrasi yakni perpindahan
penduduk dari Jawa ke Luar Jawa terutama Sumatera. Program ini tidak
banyak menolong rakyat, Belanda bukan mensejahterakan rakyat tetapi lebih banyak memindahkan kesengsaraan.
Dalam bidang pendidikan
tujuan semula Belanda yakni untuk mendapatkan tenaga kerja atau pegawai
murah dan mandor-mandor atau pelayan-pelayan yang dapat membaca dan
gaji yang murah. Untuk itu Belanda mendirikan skolah-sekolah untuk
rakyat pribumi. Sehingga munculnya sistem pendidikan tidak terlepas dari
politik etis. Politik etis adanya perhatian terhadap perkembangan
pendidikan mengingat salah satu dari Tri Logi Van Deventer secara nyata
disebutkan mengenai edukasi (pendidikan )
Munculnya
pendidikan pada waktu itu tidak semata-mata untuk mencerdaskan bangsa
Indonesia , tetapi lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan tenaga kerja
bagi Belanda. Sistem pendidikan Belanda memberlakukan perbedaan
warna kulit (color line devision) dan merupakan hambatan masuk sekolah.
Sistem pendidikan Belanda mengembangkan disesuaikan dengan status sosial
masyarakat ( Eropa, Timur Asing Tionghoa ) dan Bumi Putra (kelompok bangsawan kaum priyayi dan rakyat jelata).
Sitem pendidikan Belanda terdiri dari beberapa struktur antara lain :
- Pendidikan Dasar diantaranya : ELS (Europese Lagerschool) untuk bangsa Eropa, HBS (Holandsch Chineeschool) untuk orang Tionghoa , HIS (Holandsch Inlandshool) untuk bangsa Indonesia kaum bangsawan , sedangkan golongan bawah disediakan Sekolah Kelas Dua
- Pendidikan Tingkat Menengah diantaranya , HBS (Hogere Burger School) , MULO ( Meer Uitegbreit Ondewijs), AMS (Algemene Middelbarea Aschool) dan sekolah kejuruan /keguruan ( Kweek School) , Normaal School.
- Pendidikan Tinggi , diantaranya , Sekolah Tehnik Tinggi (Koninklijk Institut voor Hoger Technisch Ondewijs in Nederlandsch Indie) , Sekolah Tinggi hukum (Rechschool)Sekolah Tinggi Kedokteran antara lain Sekolah Dokter Jawa, STOVIA, NIAS dan GHS ( Genneskundige Hogeschool ).
Dalam perkembangannya Sekolah
Dokter Jawa lahir sejak 2 Januari 1849 , kemudian diubah namanya tahun
1875 menjadi Ahli Kesehatan Bumi putra (Inlandsch Geneeskundige), tahun
1902 diberi nama STOVIA (Shool tot Opleiding van Indische Artsen) dan tahun
1913 diubah menjadi NIAS ( Nederlandsch Indische Artsenschool) .
Peranan lulusan sekolah kedokteran ini sangat penting bagi lahirnya
pergerakan nasional. Kehadiran mereka menjadi pelopor dalam
pergerakan nasional dengan mendirikan organisasi seperti Studie Found
maupun Budi Utomo. Kita mengenal nama-nama tokohnya seperti dr Wahidin Sudirohusodo dan dr Soetomo.
Pendidikan menimbulkan golongan cendekiawan/pelajar . Pendidikan dianggap menaikkan status sosial anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar